Dilihat Atau Melihat: Mana Yang Benar?

by Jhon Lennon 39 views

Guys, pernah nggak sih kalian bingung pas nulis atau ngomong, pakai kata "dilihat" atau "melihat"? Kadang suka ketuker ya, apalagi kalau lagi buru-buru. Nah, di artikel kali ini, kita bakal kupas tuntas soal dua kata ini biar kalian nggak salah lagi. Pokoknya, setelah baca ini, dijamin kalian bakal paham banget bedanya dan tahu kapan harus pakai yang mana. Yuk, kita mulai petualangan linguistik kita!

Memahami Perbedaan Mendasar

Oke, jadi begini, teman-teman. Kata "melihat" itu adalah kata kerja aktif. Artinya, orang yang melakukan tindakan itu adalah subjeknya. Contohnya, "Saya melihat kucing di taman." Di sini, "Saya" adalah subjek yang melakukan aksi "melihat". Jadi, kalau kamu yang jadi pelakunya, pakainya "melihat". Gampang kan? Nggak perlu mikir ribet, pokoknya kalau kamu yang punya mata dan lagi beraksi, ya "melihat" jawabannya. Kata ini berasal dari kata dasar "lihat" yang kemudian mendapat imbuhan me-, menjadikannya kata kerja aktif yang siap digunakan dalam berbagai kalimat. Keaktifan ini menekankan pada peran subjek sebagai penggerak atau pelaku tindakan. Misalnya, "Dia melihat pertandingan sepak bola dengan antusias." Subjek "Dia" adalah yang secara aktif menonton dan menikmati pertandingan tersebut. Ini berbeda banget dengan pasif, kan? Jadi, kalau kamu merasa jadi agen utama yang mengarahkan pandangan, "melihat" adalah pilihan yang tepat. Nggak ada alasan lagi buat salah pakai, ya! Ingat aja, aktif itu me-, jadi kalau mau bilang kamu yang melakukan, ya pakai yang berawalan 'me-'.

Sementara itu, "dilihat" adalah kata kerja pasif. Artinya, subjeknya itu yang dikenai tindakan. Misalnya, "Kucing itu dilihat oleh saya." Nah, di sini "kucing itu" adalah subjek yang dikenai tindakan "dilihat". Jadi, kalau sesuatu atau seseorang yang jadi objeknya, pakainya "dilihat". Kata ini juga berasal dari kata dasar "lihat", tapi mendapat imbuhan di-. Imbuhan di- ini yang menandakan sifat pasifnya. Dia itu seperti "diterima" tindakannya, bukan "memberi" tindakan. Contoh lain, "Rumah itu dilihat dari jauh." Di sini, "rumah itu" nggak melakukan apa-apa, dia cuma jadi sasaran pandangan. Jadi, kalau kamu mau bilang sesuatu itu jadi objek yang diperhatikan, pakailah "dilihat". Ini penting banget buat menjaga kejelasan makna kalimatmu. Bayangin aja kalau kamu bilang "Kucing itu melihat oleh saya", kan aneh banget kedengarannya? Nah, makanya penting banget buat ngerti mana yang aktif, mana yang pasif. "Dilihat" itu untuk yang dikenai tindakan, yang jadi objek penderita. Simpelnya, kalau ada imbuhan 'di-', biasanya itu pasif. Dan kalau pasif, berarti dia yang menerima aksi, bukan yang melakukan aksi. Jadi, "dilihat" itu buat benda atau orang yang lagi jadi pusat perhatian, yang lagi ditengok, bukan yang lagi menengok. Paham ya sampai sini, guys? Pokoknya intinya, siapa yang melakukan, siapa yang menerima. Itu kunci utamanya. Nggak usah ragu lagi deh, sekarang kalian udah punya bekal buat pakai kata ini dengan benar.

Contoh Kalimat yang Jelas

Biar makin mantap, yuk kita lihat beberapa contoh kalimat yang benar:

  • Aktif (Melihat):

    • "Aku suka melihat pemandangan matahari terbenam." (Aku yang melakukan aksi melihat)
    • "Para ilmuwan sedang melihat fenomena alam yang langka." (Para ilmuwan yang melakukan aksi melihat)
    • "Jangan lupa melihat jadwal keberangkatan kereta api." (Kamu yang diminta melakukan aksi melihat)
  • Pasif (Dilihat):

    • "Rumah tua itu sering dilihat oleh para turis." (Rumah tua itu yang dikenai tindakan dilihat)
    • "Hasil karyamu akan dilihat oleh juri." (Hasil karyamu yang dikenai tindakan dilihat)
    • "Kapan terakhir kali kamu dilihat oleh dokter?" (Kamu yang dikenai tindakan dilihat)

Lihat kan perbedaannya? Di contoh aktif, selalu ada subjek yang melakukan aksi melihat. Sementara di contoh pasif, subjeknya itu dikenai aksi dilihat. Jadi, pastikan kamu tahu siapa atau apa yang jadi fokus kalimatmu sebelum memilih kata. Memahami konteks itu kunci utamanya, guys. Kalau konteksnya kamu yang ngeliat, pakai "melihat". Kalau konteksnya sesuatu yang lagi dilihatin, pakai "dilihat". Sederhana tapi penting banget buat bikin tulisanmu jadi lebih enak dibaca dan nggak bikin orang lain bingung. Apalagi kalau buat tugas sekolah, skripsi, atau bahkan email penting ke atasan, salah pakai kata bisa fatal lho. Nggak mau kan gara-gara salah dikit, pesanmu jadi nggak tersampaikan dengan baik? Makanya, jangan pernah remehkan kekuatan kata-kata yang tepat. Setiap kata punya peran dan fungsinya masing-masing, dan tugas kita adalah menggunakannya sesuai porsinya. Jadi, kalau udah tau gini, yuk mulai dipraktikkan biar makin lancar. Latihan terus, guys! Makin sering dipakai, makin terbiasa. Jangan malu buat salah, yang penting mau belajar dan memperbaiki. Semangat!

Kapan Menggunakan "Melihat" dan Kapan Menggunakan "Dilihat"?

Oke, guys, biar makin jago, kita perlu tahu kapan persisnya kita pakai "melihat" dan kapan pakai "dilihat". Ini kayak milih baju, kan ada momennya buat pakai kaos, ada buat pakai kemeja. Sama aja kayak kata, ada momennya buat pakai yang aktif, ada buat yang pasif.

Situasi Penggunaan "Melihat"

Kamu pakai "melihat" ketika:

  1. Kamu adalah pelakunya: Ini yang paling dasar. Kalau kamu yang punya subjek dan kamu yang lagi ngapain itu mata bekerja, ya pakai "melihat". Contohnya, "Saya melihat film baru itu semalam." Jelas banget kan, saya yang melakukan aksi menonton dan memandang. Atau, "Dia sedang melihat peta untuk mencari jalan." Di sini, "dia" adalah subjek aktif yang menggunakan matanya untuk membaca peta. Ini adalah penggunaan yang paling umum dan paling sering kita temui dalam percakapan sehari-hari. Kita menggunakan kata ini untuk menyatakan tindakan pengamatan secara langsung oleh diri kita atau orang lain yang menjadi fokus pembicaraan. Bayangin aja, kalau kamu lagi cerita ke teman tentang konser yang baru aja kamu datangi, kamu pasti akan bilang, "Kemarin aku melihat band favoritku manggung!" Kamu nggak akan bilang, "Kemarin aku dilihat band favoritku manggung," kan? Itu bakal aneh banget. Jadi, fokusnya adalah pada subjek yang aktif melakukan pengamatan. Kadang, "melihat" juga bisa berarti memahami atau mengerti. Misalnya, "Saya akhirnya melihat maksud dari perkataanmu." Di sini, "melihat" bukan lagi soal fisik, tapi soal pemahaman. Namun, struktur kalimatnya tetap sama, yaitu subjek yang mendapatkan pemahaman. Jadi, intinya, kalau ada siapa yang punya peran aktif dalam proses pengamatan, entah itu visual atau pemahaman, gunakanlah "melihat". Jangan ragu! Ini adalah bentuk yang paling straightforward.
  2. Menekankan pada proses pengamatan: Kadang, kita ingin menekankan bahwa ada sebuah proses yang terjadi. "Ia melihat ke sekeliling ruangan dengan curiga." Di sini, kata "melihat" menggambarkan proses pengamatan yang penuh perhatian dan mungkin sedikit waspada. Ini bukan sekadar melirik sebentar, tapi ada upaya untuk mengamati dengan seksama. Atau, "Mereka melihat perubahan cuaca yang drastis." Ini menggambarkan pengamatan terhadap sebuah fenomena yang sedang berlangsung. Jadi, "melihat" bisa juga dipakai untuk menggambarkan suatu tindakan yang membutuhkan perhatian lebih, sebuah observasi yang lebih mendalam daripada sekadar melihat sepintas lalu. Kata ini memberikan kesan bahwa subjek tersebut sedang aktif memproses informasi visual yang diterimanya. Kadang, ini bisa juga tersirat makna memprediksi atau mengantisipasi. Misalnya, "Dari cara dia bicara, saya melihat dia tidak setuju." Ini adalah pengamatan terhadap ekspresi non-verbal untuk menarik kesimpulan. Jadi, dalam konteks ini, "melihat" itu lebih dari sekadar menangkap gambar, tapi juga interpretasi dan pemrosesan informasi. Makanya, pemilihan kata ini bisa memberikan nuansa yang lebih kaya pada kalimatmu. Gunakanlah saat kamu ingin pembaca atau pendengar merasakan keaktifan subjek dalam proses observasinya.
  3. Dalam ungkapan atau idiom: Ada beberapa ungkapan yang menggunakan "melihat" dan sudah umum dipakai. Misalnya, "Melihat ke belakang" yang berarti merenungi masa lalu. Atau "Melihat jauh ke depan" yang berarti berencana untuk masa depan. Dalam kasus ini, kamu mengikuti kaidah yang sudah ada. Kamu nggak perlu mikir aktif atau pasif lagi, cukup pakai sesuai dengan ungkapan yang ada. Ungkapan ini sudah menjadi paket utuh yang maknanya mungkin sedikit berbeda dari arti harfiah "melihat" itu sendiri. Jadi, kalau ketemu ungkapan-ungkapan seperti ini, langsung saja pakai "melihat" tanpa ragu. Ini adalah bagian dari kekayaan bahasa Indonesia yang perlu kita lestarikan dan gunakan dengan benar. Kadang, ungkapan ini punya makna kiasan yang kuat. "Dia harus melihat kenyataan pahit ini." Di sini, "melihat" bukan berarti secara fisik, tapi menerima atau menghadapi kenyataan. Jadi, intinya, kalau kamu jadi pelakunya, atau mau menekankan proses pengamatan, atau lagi pakai ungkapan umum, pakai "melihat". Simple enough, right?

Situasi Penggunaan "Dilihat"

Nah, sekarang giliran "dilihat". Kamu pakai "dilihat" ketika:

  1. Subjeknya dikenai tindakan: Ini kebalikan dari "melihat". Kalau objeknya yang jadi fokus dan dia yang diperhatikan, pakainya "dilihat". Contohnya, "Lukisan itu dilihat dengan kagum oleh pengunjung." Di sini, "lukisan itu" yang menjadi fokusnya, dan dia yang menerima aksi "dilihat". Dia tidak melakukan apa-apa, hanya dipamerkan dan diamati. Atau, "Setiap masalah dilihat dari berbagai sudut pandang." Di sini, "masalah" adalah subjek yang dikenai tindakan "dilihat" dari berbagai perspektif. Kita tidak berbicara tentang siapa yang melihat masalahnya, tapi tentang bagaimana masalah itu diperlakukan atau diamati. Penekanannya ada pada objek yang menjadi pusat perhatian. Ini sangat berguna ketika kamu ingin memberikan fokus pada sesuatu atau seseorang tanpa harus menyebutkan siapa yang melakukan tindakan melihat. Misalnya, "Dokumen ini harus dilihat oleh kepala departemen sebelum disetujui." Kita tidak peduli siapa yang membawakan dokumennya atau siapa yang meletakkannya di meja kepala departemen, yang penting adalah dokumen itu sampai dan diperiksa oleh kepala departemen. Ini adalah cara yang efektif untuk menyusun kalimat pasif agar terdengar lebih formal atau objektif. Sangat umum digunakan dalam konteks laporan, instruksi, atau deskripsi prosedur. Misalnya, dalam manual pengguna, kamu mungkin akan menemukan kalimat seperti, "Tombol ini harus dilihat dengan hati-hati sebelum ditekan." Ini memberitahu pengguna apa yang perlu mereka perhatikan, tanpa harus mengatakan "Anda harus melihat tombol ini dengan hati-hati." Jadi, "dilihat" itu untuk sesuatu yang diperhatikan, bukan yang memperhatikan. Titik.
  2. Menekankan pada hasil atau penerimaan: Kadang, kita ingin menekankan bahwa ada sesuatu yang menjadi hasil dari tindakan melihat. "Seberapa sering hasil kerjamu dilihat oleh atasan?" Pertanyaan ini fokus pada seberapa sering "hasil kerja" itu mengalami momen diperiksa atau ditinjau. Bukan siapa yang memeriksanya, tapi apakah dia sudah menerima perhatian atau belum. Atau, "Pesan ini perlu dilihat oleh semua anggota tim." Di sini, penekanannya adalah agar pesan tersebut sampai dan diperhatikan oleh semua orang. Jadi, "dilihat" itu bisa juga berarti "sampai ke mata" atau "mendapat perhatian". Ini menunjukkan bahwa objek tersebut telah menerima tindakan pengamatan, dan mungkin ada konsekuensi atau tindak lanjut dari pengamatan tersebut. Misalnya, "Kesalahan kecil ini bisa saja dilihat dan diperbaiki sebelum terlambat." Kalimat ini menekankan bahwa ada potensi bagi kesalahan itu untuk ditemukan dan dikoreksi, yang merupakan hasil dari proses pengamatan. Jadi, jika kamu ingin menunjukkan bahwa sesuatu itu sudah dievaluasi, diperiksa, atau menjadi perhatian, kata "dilihat" sangat cocok. Ini memberikan dimensi lain pada pasif, yaitu tentang dampak atau status dari objek yang diamati. Ini juga bisa digunakan untuk memberikan peringatan atau instruksi yang halus. Misalnya, "Potensi risiko ini harus dilihat dengan serius oleh manajemen." Ini berarti manajemen diharapkan untuk memperhatikan dan menindaklanjuti potensi risiko tersebut. Sungguh menarik bagaimana satu kata bisa membawa begitu banyak nuansa, kan?
  3. Ketika pelaku tidak penting atau sengaja disembunyikan: Kadang, kita tidak tahu siapa yang melihat, atau kita memang tidak mau menyebutkan siapa pelakunya. Misalnya, "Dompet saya hilang, sepertinya dilihat orang pas saya lengah." Di sini, kita tidak tahu siapa "orang" yang melihat dompet itu, atau kita memang tidak peduli. Yang penting adalah dompet itu hilang, yang mungkin disebabkan oleh tindakan melihat oleh seseorang. Atau, "Karya seni itu dilihat oleh ribuan orang setiap harinya." Kita tidak tahu siapa saja ribuan orang itu secara spesifik, tapi kita tahu bahwa karya seni itu menarik perhatian banyak orang. Jadi, "dilihat" sangat berguna untuk membuat kalimat menjadi lebih umum atau anonim. Ini sering dipakai dalam berita, laporan ilmiah, atau diskusi umum di mana fokusnya bukan pada individu pelaku, tapi pada fenomena atau objek itu sendiri. Ini membuat kalimat menjadi lebih luas cakupannya dan lebih mudah diterima secara umum. Misalnya, "Kecelakaan itu dilaporkan dilihat oleh beberapa saksi mata." Kita tidak perlu menyebutkan nama saksi mata, yang penting adalah ada orang yang melihat kejadian itu. Jadi, intinya, kalau objeknya yang dikenai tindakan, atau mau menekankan hasil/penerimaan, atau pelakunya nggak penting/disembunyikan, pakai "dilihat".

Kesimpulan: Jangan Sampai Salah Lagi!

Jadi, gimana, guys? Udah mulai tercerahkan? Intinya, "melihat" itu aktif, kamu yang jadi pelakunya. Sementara "dilihat" itu pasif, objeknya yang dikenai tindakan. Ingat aja kuncinya: Siapa yang beraksi? Siapa yang dikenai aksi? Kalau kamu yang aktif, pakai "melihat". Kalau dia yang pasif/dikenai, pakai "dilihat".

Jangan takut salah, yang penting terus latihan. Perhatikan kalimat-kalimat di sekitarmu, baik yang kamu baca maupun yang kamu dengar. Coba identifikasi mana yang pakai "melihat" dan mana yang pakai "dilihat", lalu pahami alasannya. Makin sering kamu ngeh, makin gampang nanti buat kamu pakai sendiri. Bahasa itu dinamis, dan memahami nuansa seperti ini bikin kamu jadi lebih jago dan tulisanmu makin berkualitas. Semangat terus buat belajar dan eksplorasi bahasa Indonesia, ya! Kalau kamu punya contoh lain atau masih ada yang bingung, jangan ragu buat tanya di kolom komentar. Kita belajar bareng di sini!

Selamat menulis dan berbicara dengan lebih percaya diri! ✨